Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Panduan Perjalanan Wisata Karanganyar Jawa Tengah

Daftar Isi

tawangmangu-jawa-tengah
credit:flickr.com

Panduan Perjalanan Liburan / Wisata Karanganyar Jawa Tengah

Kabupaten Karanganyar merupakan kota puncak Gunung Lawu yang memiliki segudang wisata sekaligus daya pikat baik karena letak geografisnya yang berada di bawah kaki Gunung Lawu. 

Kabupaten Karanganyar berbatasan dengan di sebelah tenggara Provinsi Jawa Tengah, Magetan, Provinsi Jawa Timur, Kabupaten Sragen di sebelah utara, Kabupaten Wonogiri dan Kabupaten Sukoharjo di sebelah utara. selatan, dan Kabupaten Solo/Surakarta dan Boyolali di barat.

Karanganyar sebagai daerah yang maju, adil, makmur, dan mandiri dalam keadaan damai dengan industri, pertanian, dan pariwisata yang andal, yang didukung oleh masyarakat yang sehat jasmani dan rohani, demokratis, berakhlak mulia, dan berkepribadian bangsa.

Karanganyar terletak antara 110º 40' - 110º 70' dan 7º28' - 7º46'/ LS, ketinggian rata-rata 511 meter di atas permukaan laut. Curah hujan rata-rata 1.855 mm/bulan, dengan curah hujan tertinggi pada bulan Februari dan curah hujan terendah pada bulan Juli-Agustus.

Karanganyar juga merupakan rumah dari bukit Mangadeg (juga dikenal sebagai Troloyo) kompleks pemakaman kerajaan Mangkunegaran yang dibangun di atas gunung kecil. Di sekitarnya terdapat reruntuhan kolam pemandian ritual Pablengan, yang dialiri oleh tujuh mata air alami. 

Beberapa ratus meter jauhnya adalah kompleks makam mantan Presiden Indonesia, Soeharto menyebutnya "Astana Giribangun" serta diduga tempat peristirahatan terakhir pemimpin legendaris Jawa Raden Mas Samber Nyowo di puncak bukit yang sama ini, berjudul Argosari. 

Tidak sedikit wisatawan Jawa khususnya yang berkunjung ke Makam Mangadeg dan Argosari untuk berdoa kepada Sambernyowo memohon bantuan dalam kehidupan, khususnya urusan bisnis atau politik, sejalan dengan sistem kepercayaan pemujaan leluhur/dukun Kejawen atau Kebatinan.

Panduan wisata dan informasi wisata Karanganyar destinasi populer :

Air Terjun Grojogan Sewu

air-terjun-grojogan-sewu
credit:flickr.com

Air Terjun Grojogan Sewu merupakan destinasi wisata alam di Provinsi Jawa Tengah karena panorama alamnya yang indah. Air Terjun Grojogan Sewu artinya seribu air terjun. Berada di atas lahan seluas 20 ha, Air Terjun Grojogan Sewu merupakan perpaduan antara wisata hutan dan air terjun. Air terjun ini berada dibawah pengelolaan Balai Konservasi Sumber Daya Alam.

Meski air terjun di sini tidak berjumlah seribu, namun memiliki beberapa titik air terjun yang bisa dinikmati di sini. Air terjun tertinggi sekitar 80 meter. Ada juga air terjun yang tidak terlalu tinggi namun tetesan airnya menyebar dan membentuk ranting-ranting yang menambah daya tarik keindahannya, sehingga ketika musim hujan, tembok di sekitarnya akan diguyur air terjun.

Air Terjun Grojogan Sewu terletak sekitar 27 kilometer dari Kabupaten Karanganyar di lereng Gunung Sewu, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah. Grojogan Sewu juga pernah mendapatkan penghargaan sebagai destinasi wisata terbaik di Jawa Tengah.

Tawangmangu Jawa Tengah

tawangmangu-jawa-tengah
credit:flickr.com

Tawangmangu adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Karanganyar dan dikenal sebagai obyek wisata di lereng pegunungan sebelah barat Gunung Lawu. Tempat ini sudah dikenal sejak zaman penjajahan Belanda telah menjadi tempat rekreasi. Sebuah resor bukit indah yang sejuk juga di lereng Gunung Lawu, pada ketinggian sekitar 1400 M di atas permukaan laut.

Selain udaranya yang sejuk, keindahan alam sekitarnya tidak kalah menariknya dengan daerah lain di Indonesia, apalagi di daerah ini terkenal dengan penghasil sayur-sayuran, hasil pertanian selain adanya obyek wisata seperti Air Terjun Grojogan Sewu.

Candi Sukuh

candi-sukuh
credit:flickr.com

Candi Sukuh adalah kompleks candi agama Hindu yang terletak di Kabupaten Karanganyar. Candi ini dikategorikan sebagai Candi Hindu karena ditemukannya objek pemujaan lingga dan yoni. Candi ini tergolong kontroversial karena bentuknya yang lebih tidak lazim dan karena banyaknya benda lingga dan yoni yang melambangkan seksualitas.

Candi Sukuh berjarak sekitar 20 km ke arah timur Kota Karanganyar. Satu-satunya candi yang erotis dan unik di Indonesia. Candi Sukuh "Erotis" Hindu yang dibangun pada 1437 M beberapa tahun setelah Kerajaan Majapahit runtuh (candi ini memiliki bentuk trapesium dengan bentuk yang mirip dengan candi Inca di Meksiko, Amerika Selatan).

Bangunan Candi Sukuh memberikan kesan sederhana bagi para wisatawan. Kesan yang didapat dari candi ini sungguh berbeda dengan candi-candi besar lainnya di Jawa Tengah yaitu Candi Borobudur dan Candi Prambanan. Apalagi bentuk bangunan Candi Sukuh cenderung menyerupai peninggalan Kebudayaan Maya di Meksiko atau peninggalan Kebudayaan Inca di Peru.

Selain candi induk dan arca penyu, garuda dan relief lainnya, juga ditemukan beberapa arca binatang yang berbentuk celeng (babi hutan) dan gajah. Pada zaman dahulu para bangsawan dan kaum bangsawan menggunakan gajah sebagai alat transportasi.

Juga memiliki pasta relief kuda bangunan dengan dua suara manusia di dalamnya, di sisi pikiran dan kanan yang saling berhadapan. Ada yang percaya bahwa relief ini melambangkan rahim seorang wanita dan jerat kiri melambangkan kejahatan dan jerat kanan melambangkan kebaikan. Namun ini belum begitu jelas.

Setelah itu ada sebuah bangunan kecil di depan candi induk yang disebut sebagai Candi Perwara. Di tengahnya, bangunan ini berlubang dan memiliki patung kecil tanpa kepala. Arca ini oleh beberapa kalangan masih tetap bersinar karena sering diberikan sesajen.

Secara keseluruhan, mengunjungi obyek wisata Candi Sukuh memberikan pemandangan hanya bentuk candi dan reliefnya yang tidak biasa seperti candi-candi lain di Pulau Jawa. Tentunya ini adalah bukti yang menunjukkan kekayaan Budaya Indonesia.

Candi Cetho

candi-cetho
credit:flickr.com

Candi Cetho merupakan kompleks candi yang terletak sekitar 5 km sebelah utara dan 500 m di atas Candi Sukuh. Tata letak candi mirip dengan Candi Sukuh hanya saja terdiri lebih banyak (14) teras.

Kuil Cetho digali pada tahun 1842 oleh Van der Vlis. Dibangun pada abad XV, Kuil Cetho memiliki pintu masuk yang menyerupai candi-candi Bali saat ini. Setelah pintu masuk, teras bertingkat membentang dari timur ke barat. Titik tertinggi candi ini adalah Puncak Nirwana yang berbentuk segi empat. 

Pura ini dikelilingi oleh perkebunan teh dan dari titik tinggi ini pengunjung dapat melihat Sukoharjo, Boyolali, Surakarta, Karanganyar, Wonogiri, Sragen dan Klaten. Hal paling menarik yang masih tersisa adalah sosok rumit yang terdiri dari batu-batu yang diletakkan rata di tanah.

Berdasarkan penelitian Van Der Vlis dan AJ Bernet Kempers, kompleks Candi Cetho terdiri dari empat belas teras. Namun pada kenyataannya hanya terdiri dari tiga belas teras berstruktur dari barat ke timur dengan pola formasi dan ketinggian yang dianggap paling suci. Setiap teras dihubungkan oleh pintu dan jalan setapak yang mengesankan membagi halaman teras menjadi dua bagian.

Arsitektur Candi Cetho sama dengan Candi Sukuh. Keduanya memiliki bentuk teras yang mengingatkan kita pada “punden” pada zaman prasejarah. Formasi ini merupakan jenis bangunan yang sangat spesifik dan tidak dapat ditemukan pada candi lain di Jawa Tengah kecuali Candi Sukuh.

Di kompleks Candi Cetho, pengunjung dapat menemukan banyak busur dengan tanda periode dari zaman prasejarah, misalnya busur digambarkan dalam bentuk sederhana, kedua tangan diletakkan di depan perut atau dada. 

Posisi ini menurut para ahli menyerupai patung sederhana di kawasan Bada, Sulawesi Tengah. Ada juga adegan relief cerita Sudamala seperti yang ada di Candi Sukuh dan juga relief binatang seperti salamander, gajah, kura-kura, belut dan kepiting.

Berdirinya Candi Cetho dapat dikaitkan dengan adanya prasasti angka tahun 1373 Saka, atau sama dengan 1451 Masehi. Berdasarkan prasasti, dan penggambaran tokoh binatang serta relief dan busurnya, kompleks Candi Cetho diperkirakan berasal dari sekitar abad ke-15 atau pada akhir masa Majapahit. 

Bangunan Utama Candi ditempatkan di halaman belakang atas. Bentuk arsitektur bangunan ini seperti Candi Sukuh dan bentuk arsitekturnya sekarang merupakan hasil pemugaran pada tahun 70-an bersama dengan bangunan pendopo dari kayu.

Perkebunan Teh Kemuning

perkebunan-teh-kemuning
credit:flickr.com

Terletak di area yang sama dengan Candi Sukuh dan Cetho. Pengunjung dapat mengikuti Tea Walk atau mengunjungi pabrik pengolahan teh. Gantung layang tersedia untuk umum setiap hari Sabtu dan Minggu dari salah satu titik tertinggi di perbukitan. Instruktur profesional dan penerbangan tandem juga tersedia.

Demikianlah sekelumit ulasan terkait dengan Panduan Perjalanan Wisata Karanganyar Jawa Tengah. Semoga berguna dan bermanfaat untuk para pembaca semuanya.

Post a Comment for " Panduan Perjalanan Wisata Karanganyar Jawa Tengah"