Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Wisata Kampung Adat Bena dan Situs Homo Floresiensis di NTT

Kampung adat Bena NTT
credit:instagram@dhanabaswara

Wisata Kampung Adat Bena dan Situs Homo Floresiensis di NTT - Kekayaan budaya dan keindahan tempat wisata di Indonesia sudah tidak bisa kita ragukan lagi. Indonesia merupakan negara kepulauan terluas di dunia. 

Setiap pulau memiliki adat budaya yang berbeda, unik dan memberi sifat khas bagi pulau setempat. Masyarakat adat pada umumnya tinggal di desa atau kampung adat dengan menerapkan pola keruangan masyarakat desa. 

Ciri khas masyarakat desa meliputi sifat gotong-royong, kontrol sosial yang tinggi, kehidupan agraris, dan beberapa sifat pola keruangan desa lainnya.

Kampung adat yang kita kenal selama ini adalah Kampung Naga di kabupaten Garut. Padahal selain Kampung Naga, masih banyak desa adat yang menarik untuk dikunjungi selama liburan wisata Anda. 

Salah satu kampung adat yang berada di kawasan Indonesia Tengah adalah Kampung Adat Bena. Kampung Adat Bena Bajawa berada di Kabupaten Ngada, Pulau Flores, provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). 

Kampung Adat Bena saat ini dikembangkan menjadi obyek wisata dengan daya tarik utama kehidupan masyarakat adat Bena.

Kerajinan Kain Tenun Ikat Masyarakat Adat Bena

Tenun Kampung adat Bena
credit:instagram@fransjimadu

Masyarakat yang tinggal di kampung adat Bena, khususnya kaum wanita, memiliki mata pencaharian sebagai penenun. Wanita Bena tekun membuat kain di rumah-rumah mereka yang teratur rapi dengan lingkungan desa yang asri. 

Mereka memproduksi tenun ikat secara manual ciri khas budaya Bena dan memiliki nilai jual tinggi. Harga kain tenun yang mahal disebabkan karena bahan yang dipakai adalah bahan alami dan membutuhkan waktu lama untuk menyelesaikan selembar kain tenun ikat.

Biasanya mereka membutuhkan waktu sekitar satu minggu sampai satu bulan untuk menghasilkan kain tenun berkualitas bagus. Sedangkan harga kain tenun ikat masyarakat adat Bena berkisar 300 ribu untuk kain seluas dua meter persegi. 

Inilah karya masterpiece para seniman tradisional yang jarang kita jumpai pada obyek wisata lain di Indonesia.

Peninggalan Menhir dan Gua Bunda Maria

Penduduk desa adat Bena masih teguh melestarikan peninggalan budaya nenek moyang mereka. Hal ini dibuktikan dengan keberadaan beberapa menhir di sejumlah sudut desa Bena. 

Menhir merupakan benda purbakala yang diduga digunakan dalam upacara-upacara adat kematian manusia. Menhir merupakan lambang ikatan batin antara manusia purba dengan Tuhan Sang Pencipta alam.

Walaupun warga kampung adat Bena memegang tradisi dan budaya nenek moyang dalam kehidupan sehari-hari, ternyata mereka sangat terbuka terhadap masuknya pengaruh budaya asing, terutama yang berhubungan dengan agama. 

Wisatawan yang berkunjung ke kampung adat Bena bisa mengunjungi Gua Bunda Maria di sana. Letak gua tersebut berada di sebuah bukit, tak jauh dari tempat tinggal warga desa. Agama Kristen saat ini telah menjadi agama mayoritas penduduk Pulau Flores

Sumber Mata Air Panas Mengeruda di Kabupaten Soa

Sumber Mata Air Panas Mengeruda

Sesudah mengunjungi kampung adat Bena, sempatkanlah waktu Anda untuk berlibur ke sumber mata air panas yang ada di Mengeruda, Kabupaten Soa. Lokasi tempat wisata alam tersebut tidak terlalu jauh dari kabupaten Ngada. 

Butuh waktu kira-kira 45 menit perjalanan darat dari Ngada ke Soa. Kota-kota besar di NTT yang terletak berdekatan dengan tempat wisata tersebut adalah Bajawa, Ruteng, dan Ende. Pastikan Anda memilih lokasi hotel yang berdekatan dengan tempat liburan di NTT.

Obyek Wisata Alam Gunung Irenie

Selama perjalanan Ngada-Soa, wisatawan akan disuguhi pemandangan alam yang indah dari Gunung Irenie. Gunung ini memiliki nilai historis dan sakral yang tinggi bagi masyarakat setempat. Irenie sendiri artinya Mama Besar. 

Hal ini membuktikan bahwa masyarakat setempat memiliki keterikatan emosi yang kuat dengan alam sekitar. Kebutuhan menjaga dan melestarikan alam mendukung terciptanya obyek wisata yang indah dan berkesan di Pulau Flores.

Pembuatan Tuak Tradisional di Aimere

Jika wisatawan melanjutkan perjalanan wisata dari Bena menuju Ruteng maka mereka akan melewati desa Aimere. Aimere merupakan salah satu pusat pembuatan tuak di provinsi NTT. 

Tuak sendiri merupakan sejenis minuman tradisional yang mengandung alkohol dan sifatnya memabukkan, sama halnya dengan minuman tuak siwalan dari Tuban dan minuman brem dari Bali. 

Uniknya, para pembuat minuman tuak di Aimere bukanlah warga asli Pulau Flores. Mereka kebanyakan terdiri dari warga pendatang yang berasal dari Pulau Sabu.

Liang Bua dan Situs Kerangka Homo Floresiensis

Liang Bua NTT
credit:instagram@dokter_pew

Mumpung masih di kawasan Ruteng, tak lengkap rasanya bila perjalanan wisata ini tidak mampir ke Liang Bua. Liang Bua adalah situs penemuan kerangka manusia Homo Floresiensis. Saat ditemukan tahun 2001 lalu banyak ilmuwan yang mendatangi Liang Bua untuk meneliti kehidupan purbakala manusia kerdil dari Flores. 

Homo Floresiensis adalah manusia yang memiliki tubuh dengan ukuran di bawah rata-rata manusia normal. Tinggi mereka sekitar 1 meter. Maka tak heran ada yang menyebut mereka sebagai manusia hobit.

Kebudayaan yang berkembang dalam kehidupan manusia Flores adalah tinggal di dalam gua-gua yang terdapat di dataran tinggi Pulau Flores. Namun kini masyarakat asli Flores yang berjumlah 100 orang tersebut sudah tinggal di luar gua dan membangun rumah seperti manusia normal. 

Satu keunikan budaya manusia hobit dari Flores adalah tanah persawahan mereka yang memiliki pola circle crop. Circle crop adalah pola unik tanaman pada tanah lapang seperti berita heboh yang baru-baru ini kita dapat dari kawasan Jawa Tengah.

Selepas dari Ruteng, para wisatawan bisa melanjutkan liburan ke Labuhan Bajo, Pulau Rinca dan Pulau Komodo. Tapi itu pilihan bagi mereka yang masih memiliki waktu libur panjang. 

Bagi turis yang memiliki jadwal libur singkat, beberapa tempat wisata di NTT di atas sedikit mewakili keindahan alam Nusa Tenggara yang bercuaca panas sepanjang tahun. Alam Nusa Tenggara Timur sangat luas dan menanti kunjungan wisatawan dari dalam dan luar negeri. 

Mari berlibur ke tempat wisata di Nusa Tenggara Timur!

Post a Comment for "Wisata Kampung Adat Bena dan Situs Homo Floresiensis di NTT"